๐บ๐บ๐บ๐บ
@ Cahyadi Takariawan
Ketika bangsa Indonesia merayakan hari Kartini, seakan lupa bahwa ada sangat perempuan hebat di Indonesia sejak zaman dulu.
Tiga abad sebelum Kartini lahir, sudah ada tokoh pahlawan perempuan yang sangat hebat di Aceh.
Sebut saja Keumalahayati atau Malahayati. Ia hidup di abad 16; sementara Kartini hidup di abad 19. Malahayati tercatat sebagai Laksamana Perempuan Pertama di dunia. Dialah yang memimpin armada perang Kesultanan Aceh menggempur armada-armada Portugis dan Belanda di Selat Malaka. Armadanya terdiri dari 100 buah kapal. Tiap kapal terdiri dari 400 - 500 orang pasukan.
Nama Malahayati sangat ditakuti oleh armada-armada Portugis, Belanda dan Inggris. Karena Malahayati lah yang berhasil membunuh Cornelis De Houtman di tahun 1599.
*RATU PEREMPUAN DARI SULAWESI SELATAN*
Di Sulawesi Selatan tercatat nama Siti Aisyah We Tenriolle, seorang Ratu dari Kerajaan Tanette yang menjadi ratu perempuan terlama di Indonesia (1855 - 1910). Siti Aisyah hidup relatif sezaman dengan Kartini, sama-sama di abad 19.
Siti Aisyah We Tenriolle adalah seorang ratu yang cerdas. Tak hanya cakap di bidang pemerintahan, ia juga berhasil menyelamatkan sastra warisan dunia I La Galigo. Suatu epos terpanjang di dunia.
I La Galigo adalah suatu sajak mahakarya, yang mencakup lebih dari 6.000 halaman folio. Setiap halaman naskah tersebut terdiri dari 10-15 suku kata yang berarti cerita I La Galigo ditulis dalam sekitar 300.000 baris panjangnya. Satu setengah kali lebih panjang dari epos terbesar anak Benua India, Mahabharata yang hanya terdiri dari 160.000 - 200.000 baris.
Tidak hanya cerdas di bidang kesusateraan, Siti Aisyah We Tenriolle juga cerdas di bidang pemerintahan dan pendidikan. Aisyah berhasil mendirikan sekolah bagi rakyatnya. Sekolah tersebut tidak hanya diperuntukan bagi laki-laki, tetapi juga perempuan.
Meski kurikulumnya masih sangat sederhana, hanya membaca, menulis dan berhitung tapi pada masa itu tergolong sudah sangat hebat.
Karena pada masa itu anak perempuan banyak tidak bersekolah; Aisyah lah tokoh yang pertama kali mendirikan sekolah yang menerima murid putra dan putri dalam satu kelas. Dia berhasil mewujudkan kesetaraan hak pendidikan bagi laki-laki dan perempuan jauh sebelum Kartini dilahirkan. Aisyah menginginkan rakyatnya melek pendidikan, tidak terkecuali perempuan.
Jadi, sangat banyak perempuan hebat di Indonesia sejak zaman dulu. Bukan hanya Kartini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Beranda
SMPIT Ruhul Islam Simeulue kirim 18 Orang untuk Study Tour di Luar Negeri tujuan 2 Negara
Kembali Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu ( SMP IT) Ruhul Islam Simeulue melakukan program Study Tour ke Luar Negeri baru baru ini. ...
-
Kembali Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu ( SMP IT) Ruhul Islam Simeulue melakukan program Study Tour ke Luar Negeri baru baru ini. ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar